Menurut laporan baru dari Korea Selatan, Samsung mengalami masalah inventaris. Saat ini mereka memiliki stok lebih dari 50 juta ponsel pintar. Ponsel-ponsel ini hanya "duduk" di sana menunggu seseorang untuk membelinya karena sepertinya tidak cukup peminatnya.
Seperti dilansir situs The Elec, sebagian besar perangkat tersebut merupakan model seri Galaxy A. Ini agak aneh, karena seri ini merupakan salah satu yang paling populer di portofolio smartphone Samsung. Menurut situs web tersebut, raksasa Korea ini berencana mengirimkan 270 juta ponsel pintar ke pasar global tahun ini, dan 50 juta unit mewakili hampir seperlima dari jumlah tersebut. Jumlah inventaris yang "sehat" harus berada pada atau di bawah 10%. Jadi Samsung jelas mempunyai masalah dengan kurangnya permintaan untuk perangkat ini.
Situs web tersebut mencatat bahwa Samsung memproduksi sekitar 20 juta ponsel pintar per bulan pada awal tahun ini, namun jumlah tersebut dilaporkan turun menjadi 10 juta pada bulan Mei. Ini mungkin merupakan reaksi terhadap terlalu banyak stok dan sedikit permintaan. Permintaan yang lebih rendah juga dilaporkan menyebabkan perusahaan mengurangi pesanan komponen dari pemasok sebesar 30-70% pada bulan April dan Mei. Permintaan ponsel pintar secara umum lebih rendah dari perkiraan pada tahun ini. Menurut para analis, penyebab utamanya adalah lockdown akibat virus corona di Tiongkok, invasi Rusia ke Ukraina, dan kenaikan harga bahan mentah.
Jadi biarkan Samsung membuat gudang ini lebih murah dan gudang tersebut akan hilang...
Baik Samsung maupun pengecer lain masih mengadakan beberapa promosi, jadi perusahaan jelas berusaha melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Solusinya sangat mudah. Ini hanya soal harga, dan seri A sudah tidak bisa dibilang murah lagi. Alasan kedua, HW ponsel lima liter sudah cukup sehingga masyarakat awam tidak perlu merogoh kocek lebih dalam untuk sebuah ponsel.